Agape

Aku tidak pernah berencana jatuh cinta pada pekerja tambang yang proyeknya sedari mula ditentang warga. Ketika para pemuda kampung mencoba melukaiku, langkah tegapnya langsung menghadang. Dia melindungi tubuhku yang terlalu sibuk gemetar. Begitu berandal itu pergi, gugurlah tubuhku yang mengering dan terhenti setelah telapak tangannya yang kasar mengelusku. Dari sinilah cintaku disadap dan hatiku ditentang. Sekaligus.

Bapak yang sedari dulu menolak pekerjaan penambangan ini tentu saja murka saat diam-diam kami berdua bertemu tanpa sepengetahuannya. Sudah kubilang bahwa ini bukan salahnya. Dia menjalankan tugas. Dia menjalankan kewajibannya. Bapak tidak peduli, ibu hanya diam dan pura-pura tuli. Mereka seperti paham bahwa cinta ini salah. Di tangannya nanti, akan ada waktunya aku hanya akan mati.

“Kau tidak sedang jatuh cinta tapi hatimu diam-diam dicuri seperti tanah kita yang tiba-tiba diambil.”, hardik bapak suatu hari.

Selang beberapa hari, lelaki itu datang menemui. Namun, kali ini rautnya sendu, kepalanya menunduk tak berani menatapku. Tangannya menyentuhku pelan, mendekap, mendekatkan bibirnya, dan berbisik.

“Maafkan aku, besok giliranmu untuk kutebang.”

Bandung, 28 April 2022

Francessa

About francessa

penglihat alam dan manusia serta pengagum pagi menawan. kicau kecilnya dapat kau baca di @francessa__ #KicauKecilTantina. menukar sapa pada studiokausa@gmail.com
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

2 Responses to Agape

  1. Sundea Belaka says:

    Ini cerita singkat tapi kuat banget, Ran…

Leave a comment