Panda

Sahabat saya dulu punya anjing. Namanya Panda. Tetapi dia sudah mati karena tua. Panda dipelihara sahabat saya dari saat sahabat saya kelas 1 SMA hingga menikah. Hingga saat pindah ke rumah baru, Panda ikut serta juga. Panda menemani sahabat saya selama sampai tiga tahun pernikahannya. Menemani dan menyambut sahabat saya ketika pulang ke rumah. Lalu sahabat saya hamil, dan tepat satu hari setelah kelahiran anaknya, Panda meninggal dunia. Usianya saat itu kira-kira 15 tahun usia manusia.

***

Suatu hari saya sedang perjalanan pulang dengan teman kantor dari Lembang. Kami melihat deretan penjual anak kelinci di pinggir jalan, lalu dengan impulsif melipir dan melihat belasan kelinci yang berjejal untuk dijual. Teman saya memang sudah berniat membeli satu.

“Lo mau juga? Kalo beli dua jatuhnya bisa lebih murah.”

Saya ragu, tak pernah memelihara binatang dari dulu. Saya lihat ada satu kelinci yang paling aktif lari ke sana ke mari dan berebut ilalang dengan kelinci lain. Mata saya tak lepas dari dia.

“Ok, gue mau yang ini aja.”

Saya langsung menunjuk dia. Dan yang terlintas di kepala cuma satu nama. Namanya Panda.

Panda kecil masih lucu. Tiap pagi menemani saya pup di kamar mandi. Lama-lama dia tahu diri kalau pipis dan pup ya ke kamar mandi sendiri. Agak lebih besar, mungkin karena gigi yang mulai tumbuh, mulailah berulah. Kabel telepon, kabel hair dryer, kabel freezer, kabel internet, charger laptop, sudah putus digigiti.

Panda pernah jadi pahlawan saya. Ketika suatu malam saya sedang sendiri di rumah, tiba-tiba dia lari panik mengitari rumah kencang sekali. Panda yang tak pernah mengeluarkan suara, seperti berbunyi. Sesaat hidung tikus celurut muncul di depan pintu. Saya menjerit sekuat tenaga. Kaget. Panda kaget. Si tikus celurut mungkin kaget juga. Namun si tikus akhirnya tak pernah muncul lagi. Sama sekali.

Makanan kesukaan panda itu kulit apel dan edible flower. Jadi kalo pak boss eatflowers lagi berbaik hati mengumpulkan edible flower yang kurang sempurna, Panda langsung pesta. Emang, mevvah makanannya.

Panda kalau tidur di atas freezer (yang rencananya mau dibeli Ruri) dan beralas kain batik. Seperti ningrat. Padahal hidupnya sederhana, bahkan cenderung melarat. Kalau saya sedang bebersih taman dan banyak rumput liar dikumpulkan, Panda puasa makan mewah dan pelet. Makannya ya rumput liar seadanya saja.

Ada satu hal yang sama seperti Panda anjing sahabat saya dan Panda kelinci saya. Sama-sama menemani dan menyambut ketika saya pulang. Dia selalu gedor-gedor pintu belakang begitu mendengar langkah kaki saya masuk rumah dan meletakkan kunci mobil di tempat biasa. Padahal saya belum bersuara, belum menemuinya. Kadang saya berpikir, nyawa Panda anjing menitis di Panda kelinci apa ya? Atau mungkin tugasnya sama?

Hari ini tepat satu tahun usianya. Selamat ulang tahun, Panda. Sehat selalu. Karena ketika kamu mati, temanku yang chef sudah menanti. Katanya kamu mau dibikin sate kelinci. Huhuhu.. šŸ˜­šŸ˜­šŸ˜­ Jadi panjang umur dan jangan cepat-cepat pergi ya.

Bandung, 7 Maret 2019

Francessa

About francessa

penglihat alam dan manusia serta pengagum pagi menawan. kicau kecilnya dapat kau baca di @francessa__ #KicauKecilTantina. menukar sapa pada studiokausa@gmail.com
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment